Enter your keyword

Ketika Kebiasaan Bertransformasi Menjadi Karakter

Ketika Kebiasaan Bertransformasi Menjadi Karakter

Jika banyak orang yang berkata bahwa “We first make our habits, and then our habits makes us,”, kalimat tersebut benar adanya. Menjadi mahasiswa di kampus yang memiliki berbagai macam wadah, aku dan mungkin pembaca lainnya sadar bahwa keterbatasan waktu yang ada akan menjadi penghambat. Oleh karena itu, semua proses yang kita lewati di kampus ini membentuk kebiasaan-kebiasaan, seperti: proaktif, menentukan tujuan hidup, serta membuat prioritas. Rangkaian OSKM, training SSDK & SMPE, kaderisasi unit, bahkan tuntutan akademik dan non-akademik yang muncul secara bersamaan membuat kita secara sadar maupun tidak sadar menerapkan kebiasaan tersebut. Jika dikaitkan dengan quotes sebelumnya, maka karakter dan perilaku kita pun akan menjadi output atas terlaksananya tiga kebiasaan tadi.
Namun, apa yang terjadi ketika kita sudah terbentuk, namun keadaan tidak menuntut kita untuk berperilaku seperti itu? Sekarang, aku sedang menjalani program Exchange selama 6 bulan di Negara Kincir Angin. Selain beradaptasi soal budaya, makanan, dan pengaturan keuangan, aku pun harus beradaptasi soal rutinitas dan kesibukan. Dua minggu pertama ini cukup sulit untukku, karena begitu banyaknya waktu luang yang aku miliki. Waktu luang bukanlah hal yang sering dimiliki oleh mahasiswa di ITB, sehingga aku pun merasa kelabakan. Aku terbiasa memiliki jadwal yang padat dan to do list yang menumpuk.
Dalam proses menyesuaikan yang cukup membuat stress, aku pun menyadari satu hal: untuk menjadi proaktif, memiliki tujuan hidup, dan menentukan prioritas bukan hanya tentang kehidupan perkuliahan dengan segala amanah di kepanitiaan atau organisasi. Di saat waktu luang, aku harus bersikap proaktif untuk memanfaatkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya. Saat memilih bentuk kegiatan yang telah secara proaktif aku pikirkan, aku pun harus bisa mengorelasikannya dengan tujuan hidup yang aku miliki. Ketika akhirnya aku telah berhasil berkutat dengan kegiatan-kegiatan baru, akan ada saat dimana aku harus menentukan prioritas dari kegiatan-kegiatan tersebut.
Kembali lagi dengan quotes yang disebutkan di awal, bahwa pada jangka waktu tertentu, kebiasaan akan bertransformasi menjadi karakter kita sendiri. Ketika karakter tersebut sudah terbentuk, kebiasaan baik yang kita miliki akan selalu muncul tanpa kita sadari. Dari sini aku menyimpulkan, bahwa pendidikan karakter dan proses yang kita jalani di kampus ITB ini tidak hanya menjadi bekal untuk menempuh kehidupan perkuliahan itu sendiri, tetapi menjadi bekal pula untuk kita sebagai a decent human being.

Ditulis Oleh :

Sabrina Farah Salsabilla , Mahasiswi Teknik Lingkungan FTSL ITB 2016, Trainer SMPE dan SSDK 2018. Saat ini sedang mengikuti exchange di Belanda selama 6 Bulan. Aktif di berbagai organisasi dan kepanitiaan.

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

X